Mengintip Masa Depan Virtual Reality “VR” - Open Source Lab -->

Mengintip Masa Depan Virtual Reality “VR”

Siapa yang tidak mengenal Virtual Reality?

Teknologi computer-simulated environment ini memungkinkan penggunanya merasakan berada di tengah suatu kejadian atau lingkungan tertentu. Teknologi ini memberikan pengalaman dan melibatkan indera pengguna untuk merasakan sensasi nyata di antaranya adalah indera penglihatan dan pendengaran.

Berbicara tentang teknologi, pasti akan selalu berkaitan dengan manfaatnya bagi masyarakat, begitu juga dengan Virtual Reality yang juga bermanfaat bagi pelayanan kesehatan. Virtual Reality dalam teknologi kesehatan digunakan pada aplikasi berupa visualisasi, komputer pendukung pembedahan, radioterapi, mengatasi fobia, dan edukasi.
Teknologi computer-simulated environment ini memungkinkan penggunanya merasakan berada di tengah suatu kejadian atau lingkungan tertentu. Teknologi ini memberikan pengalaman dan melibatkan indera pengguna untuk merasakan sensasi nyata di antaranya adalah indera penglihatan dan pendengaran.  Berbicara tentang teknologi, pasti akan selalu berkaitan dengan manfaatnya bagi masyarakat, begitu juga dengan Virtual Reality yang juga bermanfaat bagi pelayanan kesehatan. Virtual Reality dalam teknologi kesehatan digunakan pada aplikasi berupa visualisasi, komputer pendukung pembedahan, radioterapi, mengatasi fobia, dan edukasi.

Namun terlepas dari semua keunggulan dari teknologi ini, seperti dua sisi mata uang, Virtual Reality juga memiliki sisi negatif bagi penggunanya. Ditemukan pada penelitian para ilmuwan dari Universitas Leeds di Inggris, penggunaan Virtual Reality dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah penglihatan dan keseimbangan bagi anak-anak, serta gejala sakit mata dan nyeri pada bagian kepala untuk orang dewasa. Penelitian tersebut dilakukan pada 20 anak berusia 8-12 tahun yang diminta untuk bermain games berbasis Virtual Reality dengan durasi sekitar 20 menit, kemudian diperiksa setelah bermain dan mereka menemukan gangguan-gangguan tersebut pada anak-anak.

Para peneliti menyebutkan bahwa salah satu factor utama kalau pergerakan VR ini dapat mengancam kesehatan, khususnya anak-anak. Sebabnya adalah karena adanya suatu pergerakan yang sangat cepat pada sebuah objek yang disaksikan melalui perangkat VR headset tersebut. Dalam kasus anak-anak, menonton berbagai konten video di Virtual Reality dengan keseimbangan yang belum begitu stabil memungkinkan anak-anak mengalami keadaan seperti yang telah dijelaskan di atas.

Seperti yang ditulis oleh para peneliti dalam sebuah keterangan resminya, “Saat pengguna perangkat Virtual Reality ini mencoba memainkan sebuah game, maka sistem keseimbangan internal akan mencoba untuk menyesuaikan dengan segala pergerakan. Contohnya, ketika sedang melakukan putaran pada sebuah permainan jet tempur, kelihatannya dunia serasa berputar-putar dengan cara yang aneh.”

Mengingat dampak dari penggunaan Virtual Reality ini, ada baiknya bagi setiap pengguna untuk memperhatikan hal ini, untuk menjaga agar dampaknya tidak berkepanjangan terutama bagi pengguna anak-anak.

Perkembangan Virtual Reality kian menarik dan diperkirakan akan terus membesar karena melibatkan perusahaan raksasa dunia, seperti Google dan Facebook. Sebenarnya VR bukanlah hal baru di dunia teknologi, namun popularitasnya kembali melejit sesudah kehadiran Oculus Rift. CEO Mark Zuckerberg yang telah mengakuisisi Oculus menganggap bahwa VR memiliki potensi besar karena merupakan media agar manusia dapat merasakan dunia digital yang lebih imersif.

Bagaimana sih sejarah perkembangan Virtual Reality?

VR atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Hal tersebut adalah kelebihan utama dari VR, memberikan pengalaman yang membuat pengguna merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia maya. VR sangat membantu dalam mensimulasikan sesuatu yang sulit untuk dihadirkan secara langsung dalam dunia nyata. Oculus sendiri merupakan salah satu perangkat VR yang dirilis pada tahun 2016 dan menjadi salah satu tren yang menarik pada tahun tersebut. Dan pada perkembangan teknologi VR saat ini, memungkinkan indera lainnya untuk merasakan sensasi nyata, selain indera penglihatan dan pendengaran.

Virtual reality bermula dari sebuah prototype dari visi yang dibangun oleh Morton Heilig pada tahun 1962 yang bernama Sensorama. Sensorama dibuat untuk menghadirkan pengalaman menonton sebuah film agar tampak nyata dengan melibatkan berbagai indera yang dalam hal ini berupa indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan. VR sendiri memiliki potensi yang begitu besar, yang membuat banyak perusahaan berfokus dalam menggarap virtual reality terbaik, seperti Lenovo, Sony, Facebook, Google, Samsung, Microsoft, HTC, Volvo dan banyak lainnya. Selain itu, Virtual reality juga berpotensi mengubah banyak hal dalam kehidupan kita. Hal yang paling jelas di depan mata kita adalah dengan mulai berubahnya cara menikmati hiburan seperti bermain game dan menonton video. Kita ikuti bagaimana VR ini akan berkembang, dan apakah perkembangannya akan sebesar potensinya juga?

Apa sih Virtual Reality?


VR atau realitas maya adalah teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment), suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi, sehingga pengguna merasa berada di dalam lingkungan tersebut. Hal tersebut adalah kelebihan utama dari VR, memberikan pengalaman yang membuat pengguna merasakan sensasi dunia nyata dalam dunia maya. VR sangat membantu dalam mensimulasikan sesuatu yang sulit untuk dihadirkan secara langsung dalam dunia nyata. Oculus sendiri merupakan salah satu perangkat VR yang dirilis pada tahun 2016 dan menjadi salah satu tren yang menarik pada tahun tersebut. Dan pada perkembangan teknologi VR saat ini, memungkinkan indera lainnya untuk merasakan sensasi nyata, selain indera penglihatan dan pendengaran.

Teknologi VR sejatinya telah banyak diterapkan di beberapa sector industry seperti kedokteran, penerbangan, pendidikan, arsitek, militer, hiburan, dan lain sebagainya. Seperti halnya dalam bidang militer, alih-alih menerjunkan langsung para tentara ke medan perang sebagai latiha, VR dapat menghadirkan simulasi perang secara virtual dan hal ini tentunya lebih praktis dan ekonomis. Untuk memunculkan sensasi nyata dari VR, pengguna memerlukan perangkat pendukung yang digunakan untuk mendukung teknologi tersebut, yang biasanya berupa helm, walker, headset, suit dan sarung tangan. Perangkat tersebut bertujuan untuk melibatkan sebanyak mungkin indera yang dimiliki manusia, yang mana tentu saja semakin banyak indera yang terlibat dalam Virtual Reality, maka akan berbanding lurus dengan tingkat sensasi nyata dari dunia virtual yang dimunculkan. Paling tidak dibutuhkan sebuah headset yang dipasangkan pada smartphone yang mendukung VR untuk bisa merasakan sensasi virtual reality. 


Sumber :
http://teknologi.metrotvnews.com/read/2016/12/05/623630/melihat-perkembangan-virtual-reality-augmented-reality-

https://id.wikipedia.org/wiki/Realitas_maya

https://www.codepolitan.com/virtual-reality-dan-perkembangannya

0 Response to "Mengintip Masa Depan Virtual Reality “VR”"

Post a Comment